WAHANABET – Nama yang pasti selalu muncul dalam setiap perbincangan Legenda Sepak Bola Indonesia adalah seperti Maulwi Saelan, Iswadi Idris, Ronny Pattinasarany dan Zulkarnaen Lubis. Tapi di era Sepak Bola modern seperti sekarang, para pemain muda dan yang telah berpengalaman tentu tak luput dari para penggemar kulit bundar. Siapa saja mereka ? Yuk, kita telusuri !
Siapa yang tidak mengenal pemain muda yg berpotensial ini, yup ! Evan Dimas Darmono atau yang lebih sering di sapa Evan Dimas ini mulai meledak di dunia Sepak Bola Indonesia. Evan yang bermula dari klub Mitra Surabaya merupakan gelandang masa depan Indonesia. Evan di sebut sebut akan menjadi calon jenderal pemain tengah Indonesia, Karena menurunnya performa Firman Utina yang telah termakan usia.
Pemain asal Surabaya ini memang sangat fenomenal, setelah berhasil membawa timnas U-19 juara pada Piala AFF dan lolos ke putaran final Piala Asia U-19. Evan pun mengikuti trial di Ue Llagostera, Spanyol. Bergabung dengan Espanyol B ia pun masuk dalam global program dari La Liga Spanyol. Pencapaian Evan di level kompetisi lokal sudah menunjukkan nilai yang positif.
Sepulang dari Spanyol, Evan berharap sepak bola Indonesia ke depannya harus lebih matang dengan sistem pembinaan usia muda. Perlu modal bagi klub, untuk memperbaiki fasilitas pembinaan latihan dan juga lapangannya. “Kita tertinggal jauh dengan Spanyol. Seluruh alat disana canggih, lengkap dan sangat luar biasa”, Ungkapnya pada wartawan.
Evan mengaku tak kapok untuk kembali ke Spanyol bila mencoba trial atau peruntungan dengan klub disana. Hanya, untuk sekarang ia ingin fokus di klub Bhayangkara Surabaya United dan mengejar masuk timnas.
Pelatih Alfred Riedl memberikan kepercayaan kepada Ahamad Bustomi sebagai pemain inti timnas senior disektor gelandang bertahan, penyeimbang transisi permainan dari bertahan ke menyerang dan begitu pula sebaliknya.
Pada Piala AFF Sepak Bola Indonesia 2010, Bustomi mampu membawa andil dalam timnas ke final , walapun harus kalah di puncak melawan Malaysia dengan skor 2-4. Namin permainan elegan Bustomi tetap membuatnya layak mendapat pujian di perSepak Bola Indonesia.
Tahun 2013, Bustomi kembali ke Arema setelah konflik dualisme klub mereda. Saat ini performanya sebagai gelandang mulai redup, cedera yang di alaminya menjadi hambatan dirinya belum mampu mengembalikan performa terbaik seperti di periode 2009 – 2010.
Keseniorannya di Arema membuat Bustomi tetap di percaya tim pelatih. Statusnya saat ini ia tetaplah Leader utama Arema Cronus, lantaran sering didera cedera ia lebih banyak menepi dan kadang harus berada di bangku cadangan.
Laki laki kelahiran 25 Mei 1992 ini merupakan adik Zaenal Arief , Saat ini ia bermain untuk Persib Bandung. Setelah pernah membawa pulang Medali Perak di SEA Games 2013 dan telah membuat harum nama Sepak Bola Indonesia di timnas Indonesia U-23 kini dirinya mempersiapkan diri untuk, membela klub andalannya.
Pelatih Djadjang Nurdjaman memboyong pemain muda untuk makin termotivasi, pasalnya sosok Yanto Basna yang kembali sebagai bek tengah, Jajang Sukmara, kiper M. Natsir hingga M. Agung Pribadi menjadi contoh bagi adik Zaenal Arif ini.
“Saya sebagai pemain hanya bekerja sebagai mestinya tapi kalau mendapat kesempatan saya akan memberikan yang terbaik,” kata Yandi.
Disinggung soal peluang di ajang Torabika Soccer Championship 2016 Presented by IM3 Ooredoo, mantan pemain Arema Cronous ini, menyebut jika skuat Maung Bandung wajib memenangkan laga sisa di putaran pertama
Bepe atau yang akrab di sapa Bambang mengakui bahwa Indonesia membutuhkan Alfred Riedl. Diri tidak punya alasan untuk menolak penunjukan Alfred Riedl sebagai pelatih Timnas Senior Sepak Bola Indonesia. Menurut Bepe, pelatih kawakan asal Austria itu memang dibutuhkan oleh tim Merah Putih karena memiliki karakter kuat dan sikap tegas.
Mantan kapten Timnas Indonesia ini mengakui bahwa semula ia mengharapkan pelatih lokal untuk membesut tim Garuda. Namun, Bambang Pamungkas akhirnya mendukung penuh kembalinya Alfred Riedl ke Timnas Sepak Bola Indonesia.
“Oleh karena itu, rasanya kok saya tidak menemukan sebuah alasan untuk tidak setuju dengan penunjukkan Alfred Riedl sebagai pelatih tim nasional, walaupun sejujurnya saya juga tidak bisa menutupi keterkejutan saya atas penunjukan tersebut,” ujar bomber andalan Persija Jakarta ini.